![]() |
PEDULI: Dewan Penasihat LDII Sidoarjo saat memberikan santunan dan bingkisan kepada anak yatim di Aula Ponpes Al Barokah, Sruni. |
ldii-sidoarjo.org | Minggu, (19/6) – Sore
itu, Aula Ponpes Al Barokah Sruni dipenuhi sejumlah anak yatim yang telah rutin
mendapat santunan tiap bulannya. Namun, pada kesempatan di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, Dewan Penasihat LDII Sidoarjo
mengajaknya buka puasa bersama.
Peserta yang berusia balita hingga 15 tahun mengikuti kuis
yang diadakan panitia. Dipandu oleh Bella dan Vivi, puluhan hadiah pun terbagi.
Tidak lain karena peserta telah benar menjawab pertanyaan yang diberikan
kepadanya.
Dengan berbekal dua lembar kertas berwarna hijau dan merah,
peserta yang menjawab benar dituntun maju untuk menghibur temannya. Tidak heran
bila wajah polos anak-anak senyum ceria karena ulah temannya.
Turut hadir, KH. Abdurrahman Shaleh Asaat, Dewan Penasihat
LDII Kabupaten Sidoarjo, H. Willy, M.Makhin, S.Pd, serta H. Budi Kriswanto,
B.Eng selaku pembina generasi penerus, dan sejumlah pengurus Pondok Pesantren Al
Barokah Sruni.
M. Makhin menjelaskan, santunan diberikan secara rutin setiap
bulan. Karena saat ini bulan Ramadan, maka dari jajaran dewan penasihat turut
mengajak buka bersama. “Acara seperti ini kami adakan setiap bulan. Akan tetapi,
karena ini juga bertepatan dengan puasa, maka kami ajak pula untuk buka
bersama.”
Menurutnya, acara
ini sebagai media untuk menjembatani donatur (aghniya’) dengan anak yatim. “Harapan kami ke depan agar lebih
banyak lagi donaturnya yang mau menyalurkan hartanya. Sehingga nominal yang
kami salurkan pun bisa menjadi lebih banyak jumlahnya,” jelas Makhin.
Selain itu dia juga berharap, agar anak yatim bisa merasa bahagia seperti orang yang lainnya.
Melalui forum seperti ini ia harap
dapat mempertahankan semangat dalam beribadah dan dalam hal mencari ilmu.
Supaya bisa sejahtera hidupnya di masa yang akan datang.
“Yang kami undang anak yatim di sekitar Ponpes Sruni. Yang
hadir ada 37 anak. Tahun kemarin 35. Ada juga yang baru beberapa waktu lalu
orang tuanya meninggal, kami undang juga anaknya di sini,” ungkap Makhin.
Budi Kriswanto selaku pembina generasi penerus mengungkapkan, ingin
lebih dekat dengan anak-anak yatim yang ada di sekitar Ponpes Sruni. “Kita
ingin lebih dekat dengan para peserta,” jelasnya.
Berbeda dari acara yang
dihelat tahun lalu, pada saat ini tidak menghadirkan badut penghibur. “Setelah kami
evaluasi, tahun lalu ada beberapa anak yang ketakutan dengan badut. Maka pada
acara tahun ini kami sepakati tidak menghadirkan badut. Kalau acara ini tadi
evaluasinya dengan hasil yang baik, maka insya Allah akan kami
teruskan konsep yang seperti ini untuk tahun depan,” ungkap Budi.
Tidak hanya datang sendirian, peserta didampingi oleh salah
satu orang tua yang masih ada, guru pendamping, dan Dewan Penasihat tingkat
PAC. Lia (21) sebagai guru
pendamping sangat bersyukur jika diadakan acara seperti ini.
“Alhamdulillah di sini diadakan acara seperti ini, murid saya yang sebagian merupakan anak yatim pun tetap dianggap. Mereka insya Allah akan lebih senang,
walaupun mungkin lebaran tidak bersama orang tuanya,” ungkapnya yang juga merupakan guru pendamping di PAC Karangbong.
Seorang peserta yang masih
duduk di bangku TK mengakui baru saja ayahnya meninggal. “Ayah barusan
meninggal. Jadi lebaran ini tidak ada
ayah di rumah. Enak an pas ada
ayah. Nadin kangen bisa sama ayah lagi,” ungkap Nadin, peserta yang masih
berumur tujuh tahun asal Wage, Sidoarjo.
Salimah
(28), ibu dari Nadin membenarkan jika suaminya telah meninggal dua
tahun lalu. “Suami saya telah meninggal dua tahun lalu. Lebaran nanti ya saya
harus mengurus anak sendirian. Alhamdulillah
dengan diadakannya acara yang seperti ini, anak saya bisa menjadi lebih senang. Santunan yang diberikan juga
sangat membantu,” tutupnya sembari mengingat
masa lalu. (N/F: Wawan)