Selasa (16/02) malam lalu, Masjid
Al-Aqso Sawotratap, Gedangan, Sidoarjo diramaikan oleh kedatangan para tamu,
mulai dari Kepala Desa Sawotratap, Koramil, hingga Kapolres Sidoarjo.
Kedatangan para 'tamu' ini tidak lain adalah untuk mensosialisasikan pentingnya
mewaspadai radikalisme, yang saat ini merupakan isu yang sedang marak
diperbincangkan di Indonesia. Acara sosialisasi ini digelar atas kerjasama PAC
LDII Sawotratap dengan aparat pemerintahan di tingkat desa dan kapolres setempat.
Acara yang dimulai sekitar pukul 20:00 WIB ini bertujuan untuk menginformasikan
warga sekaligus mewanti-wanti agar warga mewaspadai persoalan radikalisme yang
mulai mencuat di kehidupan sekitar. Acara yang dilaksanakan bersamaan dengan
pengajian rutin LDII ini dihadiri oleh kurang lebih 300 orang, mulai dari
remaja masjid LDII hingga para orang tua.
Acara dibuka oleh ketua PAC LDII Sawotratap, Aswanto, dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh para tahfidz binaan LDII. Setelah itu, Kepala Desa Sawotratap, Sanuri, menyampaikan beberapa informasi penting terkait radikalisme, terkhusus mengenai salah satu organisasi yang baru saja dinyatakan sesat oleh MUI. Sanuri menyatakan bahwa warga harus berhati-hati dan terus waspada terhadap kehadiran organisasi yang sifatnya radikal. "Dengan adanya ta’aruf ini, kita bangun kebersamaan antar pemerintahan desa Sawotratap supaya terhindar dari bahaya dan musibah. Mohon perlindungan dan pengayoman Allah." Sanuri juga terus mengingatkan agar warga jangan sampai terpengaruh dengan organisasi-organisasi baru yang belum jelas, "Tolong dibentengi, jangan sampai masuk jadi anggota."
Acara dibuka oleh ketua PAC LDII Sawotratap, Aswanto, dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh para tahfidz binaan LDII. Setelah itu, Kepala Desa Sawotratap, Sanuri, menyampaikan beberapa informasi penting terkait radikalisme, terkhusus mengenai salah satu organisasi yang baru saja dinyatakan sesat oleh MUI. Sanuri menyatakan bahwa warga harus berhati-hati dan terus waspada terhadap kehadiran organisasi yang sifatnya radikal. "Dengan adanya ta’aruf ini, kita bangun kebersamaan antar pemerintahan desa Sawotratap supaya terhindar dari bahaya dan musibah. Mohon perlindungan dan pengayoman Allah." Sanuri juga terus mengingatkan agar warga jangan sampai terpengaruh dengan organisasi-organisasi baru yang belum jelas, "Tolong dibentengi, jangan sampai masuk jadi anggota."
![]() |
Kapten Fahrudin dari Koramil (Komando Rayon Militer) Gedangan |
Begitu juga dengan Kapten Fahrudin dari Koramil (Komando Rayon Militer)
Gedangan yang menguatkan bahwa warga perlu mewaspadai organisasi baru yang
belum jelas, apalagi belum dilegalkan oleh pemerintah. Seperti kasus yang
baru-baru ini terungkap mengenai organisasi yang ternyata dinyatakan sesat oleh
MUI, "Pertama kegiatannya adalah kemanusiaan seperti donor darah, kerja bakti,
pokoknya yang berbau sosial supaya orang-orang simpati sama mereka. Tapi
lama-lama organisasi ini menyimpang, seperti menyampur-adukkan agama. Cukup
bayar 800 ribu rupiah buat masuk surga. Jadi banyak yang terpengaruh, apalagi
yang agamanya masih abal-abal." Fahrudin juga menambahkan, biasanya
organisasi seperti itu akan menghalalkan segala cara atas nama jihad, padahal
belum tentu benar.
Diperkuat oleh pernyataan AIPDA Suparyanto dari Polres Sidoarjo, "Masyarakat perlu terus waspada dengan lingkungan sekitar dan harus diimbangi dengan ilmu agama yang cukup. Hal itu sangat penting agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dan bisa menyaring perbuatan mana yang menyimpang dan tidak." Beliau juga terus mendorong dan mendukung pengajian rutin LDII sebagai upaya peningkatan ilmu agama dan pembentengan diri dari hal-hal yang negatif. Acara berakhir pukul 22.00 WIB dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Achmad Legianto. (bel/del)
Diperkuat oleh pernyataan AIPDA Suparyanto dari Polres Sidoarjo, "Masyarakat perlu terus waspada dengan lingkungan sekitar dan harus diimbangi dengan ilmu agama yang cukup. Hal itu sangat penting agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dan bisa menyaring perbuatan mana yang menyimpang dan tidak." Beliau juga terus mendorong dan mendukung pengajian rutin LDII sebagai upaya peningkatan ilmu agama dan pembentengan diri dari hal-hal yang negatif. Acara berakhir pukul 22.00 WIB dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Achmad Legianto. (bel/del)