Oleh sebab itu peran ormas dan media sangat penting untuk bisa saling
bersinergi. Sehingga dalam Rapimnas 2014, Kamis (15/5) mengundang
Redaktur Harian Kompas. J. Osdar dan Redaktur Senior Tempo Idrus F.
Shahab untuk memberi materi kemediaan.
Osdar menyatakan hal yang paling penting dari sebuah media tidak
hanya menyampaikan informasi, akan tetapi juga harus disenangi pembaca.
“Saya ingin menjadi wartawan yang dibaca orang. Oleh sebab itu saya
harus penting dan menarik. Tapi kalau saya harus memilih, saya akan
memilih menyampaikan informasi menarik,” kata Osdar.
Osdar mengapresiasi tindakan LDII yang mendekati media untuk saling
mengenal sehingga bisa bersinergi. Perbuatan ini menurutnya lebih baik
ketimbang saling mengecap buruk. Menurutnya penting antara ormas dan
media mengenal sehingga bisa menemukan fakta sebenarnya.
Menurut wartawan Istana ini, berita investigatif wartawan berbeda
dengan cara invertigasi detektif. Berita investigasi wartawan
mengedepankan kedekatan dan saling kenal berbeda dengan detektif yang
mencari informasi sembunyi-sembunyi dan rahasia.
Senada dengan Osdar, Idrus juga menyatakan penting antara media dan
ormas untuk saling kenal. Pihaknya menjelaskan hal tersebut dilakukan
guna tidak terjadinya diskriminasi umat agama tertentu karena
kesalahpahaman.“Di era lengsernya Soeharto pada 1998 terjadi banyak aksi
anti-Tionghoa. Akan tetapi setelah hilang, hal itu berganti sasaran ke
agama minoritas, seperti Ahmadiyah,dan agama-agama lain,” jelas Idrus.
Idrus memuji gerak langkah LDII yang toleran. Ia menyinggung beberapa
nama ormas Islam yang radikal, ortodoks, dan konservatif yang
mengedepankan main hakim sendiri. Dalam materinya, Idrus mengajak LDII
untuk mendekati agama minoritas tersebut untuk meluruskannya,bukan
bersikap arogan.
Osdar menanggapi pemberitaan LDII yang sering dipojokkan dapat
dilakukan dengan melakukan hak jawab. Untuk memudahkan melakukan itu,
Osdar menyatakan diperlukan kedekatan dengan waratawan. “Sebaiknya ormas
itu memiliki kontak wartawan. Bahkan kalau perlu tahu alamat rumahnya.
Terutama agenda seperti ini yang “lebih humas”,” saran Osdar.
Dirinya beranggapan wajar pemberitaan negative itu lebih sering
beredar di masyarakat dibandingkan berita positif. Kini dikenal “Bad
news is good news” terlebih pada saat reformasi saat ini. Di mana media
diberikan kebebasan dalam memberitakan sesuatu. Idrus juga menjelaskan
pemberitaan media itu mirip seperti KPK yang mencari sisi buruk
seseorang sebagai kontrol. Akan tetapi menurut Idrus media tetap harus
memberikan ruang yang besar kepada objek pemberitaan untuk melakukan
klarifikasi atas pemberitaan yang tidak sesuai. Kehadiran dua pemateri
ini menjadi penutup acara Rapimnas LDII 2014.